Wahyu, Jariyah, Fahmi
-Dream Team-
Berlarilah.. tanpa lelah, sampai engkau meraihnya.. (Nidji –Laskar Pelangi)
Ada yang berkata bahwa mimpi
hanya sebuah ilusi yang pada akhirnya menyiksa diri. Maka bermimpilah sewajar
nya, agar nanti tak terlalu terpuruk dengan realita yang ada. Namun, Bung Karno
pernah berkata “bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang”. Dan kami, tiga pemuda biasa, memilih untuk
membangun mimpi-mimpi kami..
Awalnya, hanya sebuah khayalan
belaka untuk menginjakkan kaki di Negeri Sakura, sebuah negara yang kami kenal
sejak kecil melalui animasi lucu Doraemon, Sinchan, Chibi Maruko, Naruto, dan
sebagainya. Namun, justru berawal dari gurauan dan mimpi lah, asa kami berujung
realita. Siapa yang menyangka bahwa kami mampu mengelilingi sebagian wilayah
Jepang dalam waktu 8 hari dengan GRATIS? Siapa pula yang menyangka bahwa kami
berkesempatan untuk mempelajari perekonomian, industry, teknologi, dan budaya
Jepang langsung di Negeri Sakura itu?
Adalah sebuah program bertajuk
JENESYS (Japan East-Asia Network of
Exchange for Youths and Students) dari Kementerian Luar Negeri Jepang yang
memberikan kesempatan langka kepada kami, The
Dream Team, untuk menginjakkan kaki di negeri Sakura. Program JENESYS
merupakan program pertukaran government
to government yang bertujuan untuk memberikan pemahaman global mengenai
Jepang kepada dunia.
Kebahagiaan yang luar biasa
merajai hati kami saat kami diumumkan sebagai peserta program JENESYS ini. Saat
itu, ada banyak halangan dan rintangan yang mewarnai perjuangan kami pada saat
registrasi. Saya sendiri sedang menjalankan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di mana
desa tempat saya mengabdi sangat sulit menerima sinyal service provider. Sementara dua orang rekan saya, Wahyu Nursiswo
dan Tubagus Fahmi merupakan aktivis kampus yang super sibuk. Maka, menjadi
sesuatu yang luar biasa ketika kami terpilih mengingat betapa singkatnya waktu
kami untuk menyiapkan kelengkapan berkas demi mendaftar program ini. Bagaimana
tidak? Kami mendapatkan pemberitahuan program di hari terakhir pendaftaran, dan
beruntung sekali saat itu saya sedang berada di kos (karena hari itu ada jadwal
asistensi, saya izin KKN). Di tengah-tengah asistensi, kami mempersiapkan
kelengkapan berkas. Berusaha menyusun yang terbaik meski waktu yang tersedia
membuat kami sedikit panik. Namun, mungkin kerja keras kami dan rapalan doa
yang kami amin-aminkan terdengar oleh Tuhan.
Saat mendapatkan email
pemberitahuan, kami masih sulit percaya bahwa kami akan ke Jepang. Semua serba
tiba-tiba dan kami bahkan tidak pernah menyangka. Hingga saat keberangkatan
pun, kami masih merasa bahwa seperti sedang bermimpi. Bahkan sekarang, saya
sering kaget dengan fakta bahwa “I’ve
been in Japan for 8 days”. What an unforgettable story!
8 hari di Jepang terasa sangat
singkat, karena bahkan tiap detik yang kami lalui terasa begitu cepat. Ada banyak
hal yang kami pelajari, mulai dari kebudayaan, ekonomi, hingga politik. Bertemu
orang-orang penting hingga merasakan sendiri bagaimana kental nya budaya Jepang
di tengah masyarakat nya secara langsung menjadi pengalaman tersendiri. Delapan
hari yang luar biasa, delapan hari yang tak kan pernah terlupa.
Perjalanan ini merupakan mimpi
kami yang bahkan tak berani kami jajaki. Namun, dengan kehendak Tuhan, maka
mimpi kami ini berubah menjadi pengalaman yang tak tergantikan. Dari perjalanan
ini, ada banyak kisah baru yang tertulis di catatan kehidupan kami, dan saya
sendiri ingin sekali berbagi. Oleh karena itu, selanjutnya saya akan memposting
segala yang saya alami di Jepang, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan
kami ke tanah air. Masih ingatkan dengan tulisan saya yang bertajuk Never
Ending Story? Catatan ini adalah chapter ke dua dari kisah saya. Selamat
membaca, semoga dreamer di luar sana
menemukan secercah inspirasi untuk terus memperjuangkan mimpi.
Salam
Dream Team
J
0 comment:
Posting Komentar