AKU DAN SEDIHMU

by 11.07 0 comment

Sepasang mata sendu itu masih sama. Memandang pada orang yang sama. Dengan kesedihan yang sama. Dengan gundah hati yang sama.
Tak tahukah kau, sayang, bahwa pedih yang kau rasa tak hanya jadi milikmu. Kau terlalu buta akan kasihmu padanya, hingga kau sama sekali tak peka dengan sekelilingmu. Hatimu lumpuh, sensitivitasmu turun drastis. Kau selalu merasa bahwa duniamu telah runtuh dan mengkhianatimu. Pada akhirnya kau meng’aku’kan kesedihan. Bahwa lara hati adalah hidupmu.
Yang sesungguhnya terjadi adalah.. ketika kau merasakan lara hati, lalu tenggelam dalam pedihmu sendiri, kau juga me’lara’kan hati orang terdekatmu yaitu aku.. Aku bahagia, ketika kau memutuskan untuk bersama dengannya. Aku masih ingat senyum sumringah itu, ketika kau bercerita heboh tentang si dia yang kau damba. Meski hati ini pilu, senang hati tetap ada melihat kau bahagia. Namun ketika kau terpuruk seperti ini karena khianat cinta si dia, aku jauh lebih menderita. Ya, memang dengan begini aku memiliki kesempatan lagi untuk menjadi rumah segala rasamu. Tapi aku tak bisa melangkah jika kau sebegini pilunya.
Sayang, berhentilah menangis. Sudahi sedih panjangmu ini. Aku tak melarangmu menitikkan air mata, bukan itu. Aku percaya bahwa kesedihan adalah warna-warni hidup, yang tanpanya kau tak kan pernah merasakan indahnya kebahagiaan. Tapi janganlah kau merasa kesedihan adalah hidupmu, karena aku ini lebih lama terkurung dalam gua kepedihan. Jadi, sayang, bangkitlah dari sedihmu ini, bukan demi aku atau si dia, tapi demi dirimu sendiri. Hidup terlalu singkat dan berharga untuk dihabiskan dalam genggaman kesedihan.




Cilacap, 28 Desember 2015


                                                                                                          SkyAvis

skyavis.blogspot.com

Author

An ordinary person with abundance dreams, very keen on books, movies, and musics.

0 comment:

Posting Komentar