SEANDAINYA

by 05.28 1 comment


“Kukuruyuk…. Kukuruyuk….”
Suara kokok ayam jantan membangunkanku dari tidur lelapku. Tak terasa fajar sudah datang menyambut pagi. Hhh, dengan malas aku bergegas melakukan ritual pagiku, mulai dari cuci muka, sholat subuh, membantu ibu dan bersiap berangkat sekolah. Yeah, rutinitas anak sekolah yang sudah kulakukan sejak SD.
Seperti biasa, hari-hari sekolah terasa menyenangkan. Apalagi alasannya kalau bukan karena bakal ketemu Kak Rifki, kakak kelasku yang sudah lama aku sukai. Cie cie, hahaha… Dialah yang membuat suasana sekolah jadi penuh semangat buatku J.
Well, berbicara tentang Kak Rifki sering membuatku salah tingkah J. Hehehe…
Kak Rifki bukanlah siswa yang populer di sekolahku. Ia pelajar yang biasa-biasa saja. Aku mulai mengenalnya sejak ia mengikuti bimbel di tempat yang sama denganku. Sejak saat itulah aku mulai memperhatikannya. Dan entah sejak kapan bunga-bunga cinta itu mulai bersemi dan memenuhi seluruh ruang di hatiku J.
“Pagi, Rinta,” sapa Kak Rifki tiba-tiba.
“Eh, pagi Kak Rifki. Tumben nih berangkat pagi-pagi, biasanya bel bunyi Kakak baru datang,” balasku sambil tersenyum. Semoga Kak Rifki nggak melihat semu merah di pipiku deh, amin, doaku dalam hati.
“Hehehe, lagi ada perlu nih,” jawab Kak Rifki.
“Oh. Ya udah deh Kak, aku mau ke kelas dulu ya?”
“Ya…”
Pfffttt, aku terus tersenyum sambil berusaha menenangkan debar jantungku. Sapaan Kak Rifki tadi semacam coklat bagiku, manis dan menyemangati. Tanpa kusadari, mulutku melantunkan lagu “A Thousand Year”-nya Christina Perri.

Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow
….

Wew, aku merasa seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri. Hehehehe…
“Ciee… Ciee. Rinta kok happy banget sih, nyanyi-nyanyi lagi. Kayaknya ada yang lagi berflower-flower nih. Ehem ehemmm… Siapa sih cowok yang kamu suka Rinta?” goda Selly, teman sekelasku, setibanya aku di kelas.
“Ah, ada-ada aja kamu deh, Sell. Apa cuma orang yang lagi jatuh cinta aja yang nyanyi?”
“Ya nggak juga sih. Tapi rona mukamu itu loh. Mencurigakan, kayak lagi fall in love gitu.”
“Hahaha. Bisa aja kamu. Nggak kok.”
“Masa sih?”
Aku hanya tersenyum menanggapi tuduhan Selly.
Hmm, aku bukanlah orang yang terbuka dengan orang lain kalau menyangkut masalah yang satu ini. Cinta adalah topik yang sensitif buatku. Nggak ada seorang pun yang tahu perasaanku ke Kak Rifki. Nggak Kak Rifki, teman-temanku, bahkan Mia, teman sebangkuku sekaligus sahabatku. Pokoknya nggak ada yang tahu selain diriku sendiri. Cintaku untuk Kak Rifki aku simpan sendiri. Biarlah hal ini menjadi rahasia kecilku. Tak apa buatku. Bagiku, bisa melihat dan memandang Kak Rifki dari jauh pun sudah amat sangat membuatku bahagia. Lagipula aku malu kalau teman-temanku tahu, bisa-bisa aku digodain terus deh.
***
Dengan suntikan semangat yang diberikan Kak Rifki tadi pagi, aku menjalani setiap KBM hari ini dengan penuh semangat. Bahkan mata pelajaran akuntansi yang kuanggap sulit pun jadi terasa mudah. Sungguh Kak Rifki menjadi motivator eksternal setiaku. Namun, semuanya berubah saat waktu istirahat tiba.
“Rintaa, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan sama kamu,” kata Mia sembari membuka bekal makanan yang ia bawa dari rumah. Well, memang hampir seluruh penghuni kelas XI Akuntansi 2 selalu membawa bekal ke sekolah. Maklum deh, pulang sekolahnya sore sih, jam 3.
“Apa?” jawabku.
“Tadi pagi Kak Rifki nembak aku, Rinta. Itu loh, kakak kelas kita yang anak TKJ itu. Yang satu tempat bimbel sama kamu,” kata Mia dengan penuh semangat dan mata berbinar.
Sungguh aku tak menyangka hal ini akan terjadi. Nafsu makanku tiba-tiba hilang entah ke mana. Hatiku pun mencelos mendengar pengakuan Mia. Rasanya seperti ada kayu yang memukul tubuhku. Kaget dan menyakitkan. Seketika raut wajahku berubah. Namun, aku mencoba mengendalikan diriku agar tak bertingkah aneh dan mencurigakan.
“Oh... Kak Rifki, ya? Ya, aku tahu kok. Terus gimana?”
“Kok responsmu gitu sih? Tadi pagi kayaknya kamu semangat banget deh. Kok sekarang malah loyo sih.”
“Ah, masa sih? Perasaan kamu aja kali. Terus kamu terima gitu?”
“Hehehe, iya…”
Mia terus bercerita heboh tentang Kak Rifki hingga bel jam terakhir berbunyi. Tapi aku bahkan tak pernah fokus mendengarkan kisahnya. Aku hanya mengangguk, dan beberapa kali menanggapi secara singkat apa yang ia katakan. Kenyataan ini tak mudah untuk kuterima.
Saat pulang sekolah, Kak Rifki sudah menunggu Mia di depan gerbang sekolah. Aku yang berjalan bersama Mia saat itu mencoba sekuat tenaga untuk tersenyum dan bersikap biasa saja. Ketika Kak Rifki dan Mia yang berboncengan menghilang dari jangkauan mataku, akhirnya aku menyerah. Air mata yang sudah aku tahan-tahan agar tak mengalir, sekarang membanjiri pipiku. Hatiku sakit sekali. Ah… Aku tak menyangka seperti inilah rasanya patah hati. Sungguh hatiku terasa dirobek. Sakit. Perih.
Kejadian hari ini terlintas kembali di benakku. Kak Rifki yang menyapaku. Hatiku yang seperti biasa, berbunga-bunga menyambutnya. Lalu ocehan Mia dan yang terakhir adegan berboncengan Mia dan Kak Rifki. Kak Rifki dan Mia. Mereka sudah resmi berpacaran sekarang.
Aku tersenyum kecut membayangkan hal itu. Well, ya, aku tak berhak menyalahkan siapa pun di sini. Ini semua salahku sendiri. Aku yang memilih untuk mencintai Kak Rifki dari jauh. Aku yang memilih menjadi secret admirer-nya. Aku yang tak berani, bahkan untuk mencoba mengakui perasaanku untuknya. Seandainya aku sedikit berani menyatakan rasa sukaku padanya. Seandainya…
Hahahaha, aku menertawai nasibku sendiri.
Ya ya ya. Seandainya saja… 

“Utarakanlah apa yang ada di hatimu kawan, sebelum semuanya terlambat…”

**I wrote this on 2012. When I found this file on my laptop, I just felt a little bit awkward. But, then I realize that I was a vocational high school student and ya, it's normal and sweet to have a puppy love, lol. Why don't I share?  

skyavis.blogspot.com

Author

An ordinary person with abundance dreams, very keen on books, movies, and musics.

1 komentar:

  1. How much is titanium worth | Tioga, NY - TheTioga
    Titanium, also ti 89 titanium calculator known as the “Vitamins” for iron mens wedding bands titanium and phosphorus, is ford titanium the most titanium body armor widely used vitamin titanium hair trimmer and is present in Indian cuisines.

    BalasHapus