“Kukuruyuk…. Kukuruyuk….”
Suara kokok ayam jantan
membangunkanku dari tidur lelapku. Tak terasa fajar sudah datang menyambut
pagi. Hhh, dengan malas aku bergegas melakukan ritual pagiku, mulai dari cuci
muka, sholat subuh, membantu ibu dan bersiap berangkat sekolah. Yeah, rutinitas
anak sekolah yang sudah kulakukan sejak SD.
Seperti biasa,
hari-hari sekolah terasa menyenangkan. Apalagi alasannya kalau bukan karena
bakal ketemu Kak Rifki, kakak kelasku yang sudah lama aku sukai. Cie cie, hahaha…
Dialah yang membuat suasana sekolah jadi penuh semangat buatku J.
Well,
berbicara tentang Kak Rifki sering membuatku salah tingkah J.
Hehehe…
Kak Rifki bukanlah
siswa yang populer di sekolahku. Ia pelajar yang biasa-biasa saja. Aku mulai
mengenalnya sejak ia mengikuti bimbel di tempat yang sama denganku. Sejak saat
itulah aku mulai memperhatikannya. Dan entah sejak kapan bunga-bunga cinta itu
mulai bersemi dan memenuhi seluruh ruang di hatiku J.
“Pagi, Rinta,” sapa Kak
Rifki tiba-tiba.
“Eh, pagi Kak Rifki.
Tumben nih berangkat pagi-pagi, biasanya bel bunyi Kakak baru datang,” balasku
sambil tersenyum. Semoga Kak Rifki nggak melihat semu merah di pipiku deh,
amin, doaku dalam hati.
“Hehehe, lagi ada perlu
nih,” jawab Kak Rifki.
“Oh. Ya udah deh Kak,
aku mau ke kelas dulu ya?”
“Ya…”
Pfffttt, aku terus
tersenyum sambil berusaha menenangkan debar jantungku. Sapaan Kak Rifki tadi
semacam coklat bagiku, manis dan menyemangati. Tanpa kusadari, mulutku
melantunkan lagu “A Thousand Year”-nya
Christina Perri.
Heart
beats fast
Colors
and promises
How
to be brave
How
can I love when I’m afraid to fall
But
watching you stand alone
All
of my doubt
Suddenly
goes away somehow
….
Wew, aku merasa seperti
orang gila yang senyum-senyum sendiri. Hehehehe…
“Ciee… Ciee. Rinta kok
happy banget sih, nyanyi-nyanyi lagi. Kayaknya ada yang lagi berflower-flower
nih. Ehem ehemmm… Siapa sih cowok yang kamu suka Rinta?” goda Selly, teman
sekelasku, setibanya aku di kelas.
“Ah, ada-ada aja kamu
deh, Sell. Apa cuma orang yang lagi jatuh cinta aja yang nyanyi?”
“Ya nggak juga sih.
Tapi rona mukamu itu loh. Mencurigakan, kayak lagi fall in love gitu.”
“Hahaha. Bisa aja kamu.
Nggak kok.”
“Masa sih?”
Aku hanya tersenyum
menanggapi tuduhan Selly.
Hmm, aku bukanlah orang
yang terbuka dengan orang lain kalau menyangkut masalah yang satu ini. Cinta
adalah topik yang sensitif buatku. Nggak ada seorang pun yang tahu perasaanku
ke Kak Rifki. Nggak Kak Rifki, teman-temanku, bahkan Mia, teman sebangkuku
sekaligus sahabatku. Pokoknya nggak ada yang tahu selain diriku sendiri.
Cintaku untuk Kak Rifki aku simpan sendiri. Biarlah hal ini menjadi rahasia
kecilku. Tak apa buatku. Bagiku, bisa melihat dan memandang Kak Rifki dari jauh
pun sudah amat sangat membuatku bahagia. Lagipula aku malu kalau teman-temanku
tahu, bisa-bisa aku digodain terus deh.
***
Dengan suntikan
semangat yang diberikan Kak Rifki tadi pagi, aku menjalani setiap KBM hari ini dengan
penuh semangat. Bahkan mata pelajaran akuntansi yang kuanggap sulit pun jadi
terasa mudah. Sungguh Kak Rifki menjadi motivator eksternal setiaku. Namun,
semuanya berubah saat waktu istirahat tiba.
“Rintaa, ada sesuatu
yang ingin aku ceritakan sama kamu,” kata Mia sembari membuka bekal makanan
yang ia bawa dari rumah. Well, memang hampir seluruh penghuni kelas XI
Akuntansi 2 selalu membawa bekal ke sekolah. Maklum deh, pulang sekolahnya sore
sih, jam 3.
“Apa?” jawabku.
“Tadi pagi Kak Rifki
nembak aku, Rinta. Itu loh, kakak kelas kita yang anak TKJ itu. Yang satu
tempat bimbel sama kamu,” kata Mia dengan penuh semangat dan mata berbinar.
Sungguh aku tak
menyangka hal ini akan terjadi. Nafsu makanku tiba-tiba hilang entah ke mana. Hatiku
pun mencelos mendengar pengakuan Mia. Rasanya seperti ada kayu yang memukul
tubuhku. Kaget dan menyakitkan. Seketika raut wajahku berubah. Namun, aku
mencoba mengendalikan diriku agar tak bertingkah aneh dan mencurigakan.
“Oh... Kak Rifki, ya?
Ya, aku tahu kok. Terus gimana?”
“Kok responsmu gitu
sih? Tadi pagi kayaknya kamu semangat banget deh. Kok sekarang malah loyo sih.”
“Ah, masa sih? Perasaan
kamu aja kali. Terus kamu terima gitu?”
“Hehehe, iya…”
Mia terus bercerita
heboh tentang Kak Rifki hingga bel jam terakhir berbunyi. Tapi aku bahkan tak
pernah fokus mendengarkan kisahnya. Aku hanya mengangguk, dan beberapa kali menanggapi
secara singkat apa yang ia katakan. Kenyataan ini tak mudah untuk kuterima.
Saat pulang sekolah,
Kak Rifki sudah menunggu Mia di depan gerbang sekolah. Aku yang berjalan
bersama Mia saat itu mencoba sekuat tenaga untuk tersenyum dan bersikap biasa
saja. Ketika Kak Rifki dan Mia yang berboncengan menghilang dari jangkauan
mataku, akhirnya aku menyerah. Air mata yang sudah aku tahan-tahan agar tak
mengalir, sekarang membanjiri pipiku. Hatiku sakit sekali. Ah… Aku tak
menyangka seperti inilah rasanya patah hati. Sungguh hatiku terasa dirobek.
Sakit. Perih.
Kejadian hari ini
terlintas kembali di benakku. Kak Rifki yang menyapaku. Hatiku yang seperti
biasa, berbunga-bunga menyambutnya. Lalu ocehan Mia dan yang terakhir adegan
berboncengan Mia dan Kak Rifki. Kak Rifki dan Mia. Mereka sudah resmi
berpacaran sekarang.
Aku tersenyum kecut
membayangkan hal itu. Well, ya, aku
tak berhak menyalahkan siapa pun di sini. Ini semua salahku sendiri. Aku yang
memilih untuk mencintai Kak Rifki dari jauh. Aku yang memilih menjadi secret admirer-nya. Aku yang tak berani,
bahkan untuk mencoba mengakui perasaanku untuknya. Seandainya aku sedikit
berani menyatakan rasa sukaku padanya. Seandainya…
Hahahaha, aku
menertawai nasibku sendiri.
Ya ya ya. Seandainya
saja…
“Utarakanlah apa yang
ada di hatimu kawan, sebelum semuanya terlambat…”
**I wrote this on 2012. When I found this file on my laptop, I just felt a little bit awkward. But, then I realize that I was a vocational high school student and ya, it's normal and sweet to have a puppy love, lol. Why don't I share?
How much is titanium worth | Tioga, NY - TheTioga
BalasHapusTitanium, also ti 89 titanium calculator known as the “Vitamins” for iron mens wedding bands titanium and phosphorus, is ford titanium the most titanium body armor widely used vitamin titanium hair trimmer and is present in Indian cuisines.